Posong Temanggung
Jika berakhir pekan di sekitar Magelang atau Wonosobo, jangan lupa mampir ke objek wisata baru di Temanggung. Ada wisata alam Posong dengan pemandangan super indah di kaki Gunung Sindoro. Yuk kita ke sana!
Bagi para traveler kan sudah tak asing dengan Gunung Sumbing dan Sindoro. Gunung kembar yang terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini memiliki ketinggian masing-masing 3.371 Mdpl dan 3.150 Mdpl. Siapa yang menyangka, di balik kegagahannya tersembunyi keindahan lain di Temanggung.
Jika Dieng di Wonosobo memiliki wisata Bukit Sikunir, Magelang memiliki Gunung Andong, maka Temanggung memiliki tujuan wisata menarik yaitu Posong. Posong merupakan kawasan wisata baru di Kabupaten Temanggung, letaknya di kaki Gunung Sindoro, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
Tiketnya cukup murah, dengan membayar sebesar Rp 4.000, anda sudah bisa masuk ke area Posong. Jam buka wisata ini dari pukul 04.00 hingga 17.00 WIB.
Jika Anda melakukan perjalanan dari arah Semarang, bisa mengambil jalur Pantura Semarang-Yogya melewati Bawen, Ambarawa dan terakhir berada di perempatan Secang. Setelah itu, beloklah ke kanan dan ikuti saja terus jalan hingga alun-alun Kota Temanggung. Jika dari arah Yogyakarta, ambil jalur Pantura Yogya-Semarang, melewati Magelang dan terakhir perempatan Secang, belok kiri, ikuti jalan hingga bertemu alun-alun Kota Temanggung.
Jika sudah berada di Alun-alun Temanggung, ambil arah ke Wonosobo melewati Parakan. Bila sudah ada di Pasar Parakan, lurus saja dengan jalan yang menanjak hingga Kecamatan Kledung. Hati-hati melewati jalur ini, berkelok-kelok dan rawan terjadi kecelakaan.
Tetap konsentrasi untuk menemukan gapura kecil bertuliskan Posong di kanan jalan. Gapura ini dapat ditemui setelah melewati jembatan 1 (Jembatan Kembar) kemudian ada 1 jembatan lagi dan berbelok ke kanan Pas di tanjakan, gapura bertuliskan Posong terlihat di kanan jalan.
Apa saja yang ada di Posong? Meskipun kawasan wisata baru, namun jangan disepelekan persembahan alamnya. Posong memiliki golden sunrise yang sangat menakjubkan. Seperti yang saya katakan, bila Dieng memiliki Bukit Sikunir dan Magelang memiliki Gunung Andong, Temanggung memiliki Posong.
Wisata alam Posong terletak persis di kaki Gunung Sindoro. Saya sarankan berhati-hati saat mulai masuk dari loket pembayaran. Jalur yang terjal, berkontur batu dan sempit, membuat kita harus ekstra hati-hati. Tapi jangan khawatir, dari awal masuk, anda telah mendapati pemandangan alam yang sangat cantik. Selain perkebunan penduduk, Anda dapat melihat keindahan lekukan-lekukan tubuh Bumi ini.
Memerlukan waktu sekitar 1 jam dari gerbang tiket hingga lokasi akhir, spot utama Posong. Jika pagi hari mampir ke sini, pastinya mendapatkan sunrise. Namun perlu diingat, usahakan pukul 04.00 WIB pagi sudah start dari gerbang tiket dan kurang lebih pukul 05.00 WIB sudah berada di spot utama. Bersabarlah menunggu Sang Surya keluar dari persembunyiannya dengan duduk santai dan menikmati teh atau kopi panas di gazebo-gazebo yang telah disediakan.
Memang ada warung, namun buka kurang lebih pukul 07.00 WIB pagi. Maka dari itu ada baiknya membawa termos berisi air panas dan cangkir kopi sendiri. Ingat juga membawa jaket tebal, sarung tangan, penutup kepala, celana training, kaos kaki. Suhu di Posong sudah lumayan dingin.
Pukul 05.45 WIB pandanglah mata ke arah Gunung Sumbing, perlahan-lahan mentari pagi mengintip dari balik Gunung Sumbing. Perlahan semu bayang Merbabu, Merapi, Telomoyo, Muria, Ungaran mulai terlihat. Bagi yang menyukai fotografi, siapkan kamera SLR/DSLR, tripod dan atur pengaturan secara manual agar mendapat gambar yang sempurna.
Pukul 06.00 WIB rasakan dan nikmati hangatnya Golden Sunrise! Abadikan momen terbaik dari Posong. Bila beruntung Anda mendapatkan samudera awan dan siangnya mendapatkan pemandangan bersih, bebas dari awan. Pemandangan puncak Merbabu, Merapi, Telomoyo, Ungaran, Muria, Sumbing dan Sindoro. 7 Puncak sekaligus bisa kita lihat dari atas sini.
Posong juga membuka tempat berkemah, wisatawan bisa menghubungi pihak pengelola setempat. Bukan hanya pagi dan Golden Sunrise, Posong mempersembahkan keindahannya. Aaat malam hari milyaran bintang berada di atas persis kepala kita atau yang biasa disebut dengan Milky Way.
Penasaran? Langsung saja meluncur ke sini. Ini bisa menjadi tempat rekreasi bersama keluarga, teman, pacar. Dijamin tak mengecewakan. Namun perlu diingat lagi, untuk bisa mendapat view yang sempurna, berkunjunglah saat musim kemarau. Bila musim hujan pasti Anda hanya mendapat kabut.
Jangan tinggalkan sampah dan apa pun selain jejak, jangan ambil apapun selain foto, jangan bunuh apapun selain waktu. Nikmati alam sangat dibolehkan, namun bertanggung jawab agar anak cucu juga kita bisa menikmati.
Fotonya :D
Posong Temanggung |
Posong Temanggung |
Posong Temanggung |
Posong Temanggung |
Posong Temanggung |
Prasasti Gondosuli
Lokasi :
Prasasti ini terletak di Ds.Gondosuli, Kec.Bulu, Kab.Temanggung
Sejarah :
Prasasti Gondosuli merupakan salah satu obyek wisata sejarah, bahkan bisa disebut paling bersejarah di Kabupaten Temanggung. Dari tempat inilah wisatawan bisa memperoleh gambaran mengenai kehidupan social budaya masyarakat Temanggung tempo dulu. .Ditulis pada tahun 832, sesuai dengan candrasengkala yang ada, Prasasti Gondosuli menjadi saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya, terutama di masa pemerintahan Rakai Patahan (Rakaryan Patapan Pu Palar) sebagai raja di Mataram Hindu (Mataram Kuno).
Prasasti Gondosuli |
Nama Rakai Patapan juga dapat dijumpai dalam Prasasti Karang Tengah yaitu ditulis pada tahun 824. Secara keseluruhan luas lokasi situs ini sekitar 4.992 m2. Pada baris pertama terdapat tulisan “Nama Syiwa Om Mahayana, sahin mendagar wa’zt tanta pawerus darma”. (Bakti kepada Desa Siwa, Om Mahayana (Orang Besar). Di semua batas hutan pertapaan, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, mendengarkan hasil pekerjaan/ perbuatan yang baik).
Prasasti Gondosuli |
Prasasti Gondosuli |
Prasasti ini berisi penghibahan tanah, dimana tanah itu digunakan untuk bangunan suci/ candi, serta untuk memperingati pembangunan patung raja (Hyang Haji) disebuah preseda yang disebut Sang Hyang Wintang.
Kondisi :
Untuk menjaga keutuhannya disekeliling prasasti diberikan bangunan beratap seng dan diberi pagar keliling dari bersi. Hai ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan lebih memberi perlindungan kepada benda yang sangat bersejarah tersebut. Prasasti Gondosuli ditulis/dipahat pada batu besar dengan panjang 290 cm, lebar 110 cm dan tinggi 100 cm, sedangkan bidang yag ditulis berukuran 103 x 54 cm2.
Prasasti Gondosuli |
Negeri Tembakau
Tembakau Temanggung selama ini dikenal sebagai tembakau lauk yang memiliki keunggulan dibanding tembakau luar daerah. Oleh karena itu guna mempertahankan kualitas supaya nilai jualnya tinggi, diminta petani menjaga kemurnian. Diutarakan, budidaya tembakau sampai saat ini masih menjadi andalan pendapatan petani dan memberikan dampak bagi pergerakan perekonomian daerah. Agar usaha pertembakauan bisa berjalan efektif dan efisien maka petani sudah selayaknya menjaga mutu khas Temanggung dengan tidak mencampur tembakau impor. Tembakau srinthil yang sangat harum baunya ini mesti dijaga kemurniannya supaya berkualitas tinggi . Keluarnya tembakau srinthil menguntungkan petani karena harga jualnya mahal mencapai ratusan ribu rupaih per kilogramnya , bahkan tahun 2009 silam harganyamenembus angka Rp.600.000/kg,” pintanya.
Negeri Tembakau |
Nurhadi (59) salah seorang petani menuturkan tembakau srinthil mulai keluar sepekan terakhir ini yang ditandai baunya harum, warna coklat kehitam-hitaman dan pegangannya lengket karena kandungan nikotin tinggi. Diakuii srinthil yang keluar pertama ini masih kualitas awal sehingga harga jualnyapun belum mahal Rp.160.000/kg. Srinthil kualitas puncak yakni baunya lebih harum, warna lebih hitam dan pegangannya bertambah lengket biasanya dihasilkan petikan daun terakhir atau dikenal dengan sebutan protholan . Berdasarkan pengalaman tahun 2009, srinthil kualitas puncak harga jualnya mencapai Rp.600.000/kg. Diakui tembakau srinthil tidak setiap musim keluar, jika cuaca baik yakni panas matahari cukup berpotensi menghasilkan srinthil itupun dilahan tertentu saja.
Negeri Tembakau |
“Tanda-tanda tembakau srinthil mulai kelihatan setelah 4 malam diperam, keluar jamur kuning di daun tembakau yang jumlahnya bertambah banyak sampai 8 malam hingga siap dirajang. Saat dirajang, daun tembakau sudah lunak dan pekat karena kadar nikotinnya tinggi dan baunya harum menyengat seperti buah salak “ tuturnya seraya menambahkan hasil tembakau rajangan setelah dianjang( ditata ) di rigen sedikitnya butuh 3 hingga 5 hari penjemuran matahari supaya kering dan siap jual.
Negeri Tembakau |
Menurutnya berdasarkan catatan, masa kejayaan tembakau srinthil dialami pada tahun 1977 yang harganya mencapai Rp.12.000/kg, pada saat itu harga beli pupuk kandang 1 truk hanya Rp.6.000, sehingga 1 kg srinthil bisa untuk beli pupuk 2 truk. Sementara saat ini harga pupuk kandang 1 truk Rp.1.100.000 , sedang harga jual srinthil baru mencapai Rp.160.000 /kg dan diperkirakan paling tinggi Rp.600.000 per kg seperti tahun 2009 silam.
Negeri Tembakau |
Ia menuturkan dalam kurun 9 tahun terakhir ini petani di desanya acapkali menikmati tembakau srinthil yakni tahun 2002 (Rp.150.000/kg), 2003 (Rp.200.000/kg), 2004 (Rp.250.000/kg), 2006 (Rp.300.000/kg), 2007 (Rp.350.000/kg), 2008 (Rp.500.00/kg) dan 2009 (Rp. 600.000/kg) serta tahun 2011 ini sudah ada yang laku Rp.160.000 per kg. Sedang tahun 2005 dan 2010 tidak keluar tembakau srinthil karena curah hujan tinggi, sehingga kualitasnya rendah.
Kepala Desa Tlilir Kemis menjelaskan, sedikitnya ada 100 petani yang pada tahun ini bercocok tanam tembakau di lahan seluas 161 hektar. Jenis tembakau yang dibudidayakan varietas kemloko atau lebih dikenal sebutan gober genjah. Rata-rata tanaman tembakau tumbuh subur setiap pohonnya menghasilkan daun antara 18 – 20 lembar. Diutarakan petani mulai menanam pada awal bulan April lalu dan mulai memanen pada awal Agustus kemarin. Setiap kali memanen daun yang dipetik antara 1 – 2 lembar, khusus untuk panenan terakhir atau protholan bisa mencapai 4 lembar daun.
Pohon Walitis Temanggung
Sejarah
Menurut masyarakat setempat pohon Walitis dulunya merupakan sewbuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang bernama Ki Ageng Makukuhan. Dan tongkat tersebut menjadi tumbuh tinggi dan besar.
Konon kata masyarakat setempat dulu pohon tersebut akan ditebang oleh seorang petani untuk dijadikan kayu bakar. Namun pohon tersebut sulit ditebang. Katanya ketika ditebang pohon tersebut mengeluarkan darah. Waktu seorang akan menebang pohon iti, ketika di tinggal tengok sebentar goresan hasil goresan golok dipohon sudah tak berbekas dan pohon utuh seperti semula. Maka dari itu pohon Walitis sampai sekarang masih tumbuh dan tidakaa yang berani menebang.
Pohon Walitis Temanggung |
Misteri Pohon Walitis di Hutan Rasamala
Pohon walitis di kawasan huitan Rasamala merupakan pohon terbesar di lereng Sumbing dan Sindoro. Hutan ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30 meter, dengan lingkar batang 7,5 meter. Untuk memeluk batangnya saja diperlukan enam orang dewasa yang saling tautan sambil merentangkan kedua tangannya.
Menurut masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan yang segar dan alami.
Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak mempan oleh api.
Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah api.
Untuk menjangkau rumpun pepohonan Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon walitis.
Prospek Pengembangan
Melihat potensinya yang besar, kawasan Sindoro-Sumbing bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata andalan di jateng. Peluang yang bisa digarap antara lain:
- Membangun fasilitas kereta gantung din lereng utara gunung Sumbing, tepat di Kledung Pass.
- Membangun hotel/restoran di jalur strategis, terutama Kledung.
- Pembangunan kawasan agrowisata Kledung Pass.
- Membangun bumi perkemahan dan camping ground di kawasan Walitis, untuk mewadahi kegiatan para pemuda di Jawa Tengah.
- Membangun kawasan khusus (adventure zone) di Kledung Pass.
- Mendirikan event organizer khusus yang menyelenggarakan berbagai kegiatan pecinta alam dan outbond.
- Menciptakan lebih banyak lagi desa-desa wisata
Pohon Walitis Temanggung |
Lokawisata walitis merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di kabupaten Temanggung, tepatnya di desa Jetis, kecamatan selopampang. Meskipun lokawisata ini terletak di kabupaten Temanggung, anehnya belum banyak warga Temanggung yang mengunjunginya.
Lokawisata Walitis merupakan lokawisata yang baru saja diresmikan sebagai salah satu objek wisata dikawasan Temanggung. Mungkin alasan itulah yang mendasari belum banyaknya warga temanggung yang mengetahui keberadaanya. Objek wisata ini diresmikan pada tahun 2007.
Walitis merupakan objek wisata yang berbentuk hutan pinus di kawasan gunung sumbing. Hal yang paling menarik yang terdapat dalam lokawisata Walitis adalah terdapatnya sebuah pohon yang tingginya +35 m dengan lebar 7 dekapan tangan orang dewasa konon katanya, pohan tersebut merupakan jelmaan dari sebuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang sekarang tumbuh menjadi pohon yang tinggi nan besar tersebut. Kita dapat menikmati indahnya kota Temanggung dan magelang dari tempat tersebut secara leluasa.
Untuk menuju lokawisata ini, dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu:
Jalur pertama: Untuk pengunjung yang berasal dari daerah magelang dan sekitarnya, akan lebih dekat apabila melewati kecamatan Windusari dan menuju desa Selopampang. Dari arah Selopampang, kita tinggal berjalan sesuai arah arus jalan yang melewati beberapa desa dengan menikmati panorama alam kaki gunung Sumbing yang akhirnya menuju desa Jetis. Desa jetis merupakan desa tarakhir yang dilewati sebelum sampai ditempat tujuan. Setelah desa Jetis, tidak terdapat desa lagi, hanya akan menemui ladang-ladang para petani dan hutan pinus disepanjang jalan yang membuat suasana perjalanan terasa indah.
Jalur kedua: untuk pengunjung yang berasal dari daerah barat kota Temanggung dan sekitarnya akan lebih dekat apabila melalui kecamatan Tembarak untuk menuju ke kecamatan Selopampang untuk menuju Walitis.
Dengan letak tempat wisata yang jauh dari perkotaan, menjadikan lokawisata ini terasa lebih sejuk tanpa polusi. Dengan kondisi jalan yang terdiri dari tataan batu kecil yang ditata rapi “KRICAAN”, menjadikan perjalanan tersebut lebih seru dan penuh tantangan. Dalam perjalanan, kita akan sering berpapasan dengan warga sekitar, namun tidak perlu khawatir, karena warga masyarakat sekitar mempunyai sifat yang peramah, sehingga aman dan tidak perlu takut terjadi kejahatan.
Untuk menikmati objek wisata ini, tidak dipungut biaya sepeserpun, alias gratis, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Hanya satu yang menjadi syarat untuk menikmati lokawisata ini yaitu tidak merusak kelestarian dan keindahan objek wisata tersebut.
Alam di Desa Tlogopucang
Desa Tlogopucang merupakan salah satu dari 16 Desa di kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung dengan luas wilayah 1017 Ha². Secara Geografis, Desa Tlogopucang terletak diwilayah pegunungan yang berketinggian diantara 600 – 1000 m dari Permukaan Laut, dengan Curah hujan 2000-2500mm/Tahun, suhu rata-rata 29° dengan Kondisi Kemiringan 15,45%.
Batas wilayah Desa Tlogopucang sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedawung dan Desa Margolelo, sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Ngoho Desa Kemitir Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tempuran Kecamatan Kaloran, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ngemplak Kecamatan Kandangan.
Secara Administratif Desa Tlogopucang terdiri dari 9 Dusun, 9 RW dan 53 RT.
Sejarah Desa :
Menurut dari berbagai sumber bahwa Desa Tlogopucang sejak jaman perang Diponegoro tahun 1835 sudah berdiri terbukti banyaknya pelarian atau pengungsi yang lari ke Desa Tlogopucang namun sebelum tahun 1835 ± kurang lebihnya tahun 1824 Tlogopucang sebenarnya sudah ada dengan nama Desa Dringo (sekarang Dusun Dringo) konon pada saat itu terdapat 20 KK yang hidup bersama dengan dipimpin seorang wanita yang bernama IBU GAMIRAH sebagai pemimpin adatnya. Selanjutnya sekitar tahun 1835-1839 Datanglah seorang pengungsi bernama Simbah DALIYAH dengan membawa 3 puteranya yang bernama Kerto Sentono, Kerto Dipuro dan Kerto Rejo, Mereka merupakan Putera dan Cucu Demang Kedung Boto Jepiring Kendal, yang kemudian pada tahun ke 4 di tempat pengungsian ± tahun 1839 mbah Daliyah memper istri Mbah Gamirah yang selanjutnya tampok kepemimpinanya juga diserahkan kepada Mbah Daliyah untuk memimpin Kampung Dringo tersebut, selengkapnya klik disini,
Akhirnya dari tahun ketahun Desa Dringo dengan Kepemimpinan mbah Daliyah berkembang pesat , hidup rukun, tentram sampai – sampai bisa melebarkan wilayah kekuasaanya dengan menempatkan ketiga puteranya untuk bermukim disebelah utara desa Dringo dengan nama Tlogopucang. Tlogopucang tersebut berasal dari kata Telogo dan pucang yang mengandung maksud Telogo itu sumber air dan Pucang berarti diatas, dengan maksud bahwa masyarakat Tlogopucang pada waktu itu mata pencahariannya dari hasil dheres (menyadap Enao/Badeg) maka berdasarkan mata pencaharian petani yang mengambil Nira (sumber air yang diatas pohon aren ) tersebut kemudian dipakai sebagai nama desa yaitu TLOGOPUCANG
Kemudian dengan usia yang semakin tua akhirnya pada tahun ± 1879 kepemimpinan diberikan kepada putera keduanya yang bernama Kerto Dipuro yang dianggap mampu Menguasai Ilmu Pemerintahan dengan Baca Tulis dan dibantu oleh 2 orang saudaranya yaitu Kerto Sentono sebagai juru keamanan yang menguasai Ilmu Kanuragan dan Kerto Rejo sebagai juru Penyebaran agama Islam karena ia menguasai tentang Ilmu agama Islam.Dengan diangkatnya Selanjutnya Dengan diangkatnya Kepala Desa Tlogopucang Bpk Kerto Dipuro oleh Mbah Daliyah Kepala Adat Dringo untuk memimpin wilayahnya yang bernama Desa Tlogopucang yang sekarang berkedudukan di Dusun Tlogopucang Tengah. pada saat itu Desa Tlogopucang masuk wilayah Kawedanan Kaloran dan di Tlogopucang ditempati Seorang OPAS (pegawai Kawedanan Kaloran) namun berkaitan dengan pemekaran wilayah dan Tugas Bupati yg sangat membutuhkan beberapa Pembantu diwilayah kabupaten maka di bentuk Kawedanan ( 3 pembantu Bupati )
Nah pada saat itu Tlogopucang ditarik kewlayah kawedanan Parakan, ikut bawahan Kecamatan Kandangan. Kepemimpinan Mbah Kerto Dipuro hanya berlangsung 32 tahun selanjutnya tongkat kepemimpinannya diserahkan pada putera Pertamanya yang bernama SUMITRO SUBANDI pada Tahun ± 1911 dan berkedudukan di kampung leri (sekarang Tlogopucang. Masa kepemimpinan Sumitro Subandi kurang lebih 35 tahun yaitu dari tahun 1911 sampai dengan 1946.
Selanjutnya pada tahun 1946 diadakan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Pertama kali yang diselenggarakan secara langsung dan dimenangkan Oleh Bp DJAELANI SUDJARI yang selanjutnya menjadi Kepala Desa Tlogopucang dan memimpin pada masa setelah 1 tahun Indonesia Merdeka dan berkesempatan memimpin Desa Tlogopucang selama 42 tahun yaitu sampai dengan tahun 1988.
Fotonya :D
Alam di Desa Tlogopucang |
Alam di Desa Tlogopucang |
Alam di Desa Tlogopucang |
Alam di Desa Tlogopucang |
Situs Liyangan Temanggung
Situs Liyangan Temanggung |
Sabtu, 9 maret 2013 tim Ekspedisi Sejarah Indonesia kembali menelusuri Situs Liyangan atau yang lebih dkenal masyarakat setempat dengan sebutan Candi Pendem. Disebut candi Pendem karena keadaannya sekarang yang masih terpendam dibawah tanah. Pendaman tanah yang menutupi candi tersebut terdiri dari beberapa lapis, sebagaimana menandakan usia candi yang sudah beribu-ribu tahun namun baru diketahui keadaanya. Candi tersebut merupakan warisan besar peradaban dunia. Candi Situs Liyangan adalah candi hindu peninggalan kerajaan mataram kuno, yang terletak di lereng gunung Sindoro desa Liyangan kecamatan Ngadirejo kabupaten Temanggung jawa tengah.
Setelah dilakukan penggalian-penggalian, Sejak mulai dtemukan pertama kali oleh panambang pasir yg pada awalnya secara tidak sengaja menemukan batu yang ada ukirannya, selanjutnya penggalian atau ekskavasi dilanjutkan oleh badan arkeologi. Kini mulai tampak tatanan struktur bangunan candi tersebut. Selain bangunan candi, di situs tersebut juga ditemukan gerabah, peralatan untuk menumbuk jamu, bahkan ditemukan pula bijih padi zaman mataram kuno. Sebagian besar benda-benda aset sejarah dan budaya tersebut berada di kopleks situs tersebut dan di jaga oleh petugas serta masyarakat setempat.
Dengan ditemukannya candi tersebut maka bertambah kembali koleksi aset sejarah indonesia, Agung Wibowo Ketua Umum Ekspedisi Sejarah Indonesia menegaskan bahwa baik kalangan akademik ataupun masyarakat diharapkan dapat menjaga dan melestarikan warisan tersebut.
"Dengan wawasan ekspedisi mari bersama-sama kita jaga warisan leluhur kita, supaya dikemudian hari dapat diwariskan kembali kepada generasi berikutnya dalam keadaan yang baik," tegasnya.
53 peserta yang tergabung dalam tim Ekspedisi Sejarah Indonesia adalah secara sukarela dalam mengikuti kegiatan tersebut. Menurut Dwi Afiyadi mahasiswa Jurusan Sejarah Unnes, salah satu perserta Ekspedisi Sejarah indonesia menuturkan, "mengunjungi ada manfaat tersendiri, baik bagi saya sendiri yakni mengetahui secara langsung keadaan situs tersebut dan nantinya dapat digunakan sebagai bekal serta materi studi, sedangkan bagi umum dapat membantu mengekspos keberadaan situs liyangan itu." ujar Dwi,
Hasil survei penjajakan Balai Arkeologi Yogyakarta menyimpulkan bahwa, Situs Liyangan merupakan situs dengan karakter kompleks; indikasi sebagai situs permukiman, situs ritual, sekaligus situs pertanian.
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Sejarah Menurut masyarakat setempat pohon Walitis dulunya merupakan sewbuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang bernama Ki ...
-
Tembakau Temanggung selama ini dikenal sebagai tembakau lauk yang memiliki keunggulan dibanding tembakau luar daerah. Oleh karena itu guna ...
-
Taman di Temanggung yang bisa anda kunjungi Di jawa tenggah temanggung yang merupakan sebuah kabupaten yang di kenal dengan beragam tem...
-
Kab. Temanggung: Kabupaten yang bersebelahan dengan kabupaten Banjarnegara ini memiliki kondisi geografis yang sangat dipengaruhi oleh ...
-
Jika berakhir pekan di sekitar Magelang atau Wonosobo, jangan lupa mampir ke objek wisata baru di Temanggung. Ada wisata alam Posong dengan...
-
Desa Tlogopucang merupakan salah satu dari 16 Desa di kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung dengan luas wilayah 1017 Ha². Secara Geogr...
-
Lokasi : Prasasti ini terletak di Ds.Gondosuli, Kec.Bulu, Kab.Temanggung Sejarah : Prasasti Gondosuli merupakan salah satu obyek wi...
-
Situs Liyangan Temanggung Sabtu, 9 maret 2013 tim Ekspedisi Sejarah Indonesia kembali menelusuri Situs Liyangan atau yang lebih dke...
Diberdayakan oleh Blogger.